Berpikirku menulis, cintaku padamu
Mengapa setiap aku terjaga, di pelukan mentari indah
sangat indah, tapi aku tak menyangka ternyata itu
hanya ciptaan otakku yang penuh bayanganmu.
Debaran-deguban jantungku seakan berirama,
mengandung arti dan makna, hingga mungkin bibirku 
menjadi bantalan bagi kesenjangan
ungkapan kata-kata indah untukmu.
Kau benar-benar Hawa,
yang dicintai hatiku,
hingga ragaku melunglai oleh
getaran jiwa yang aku rasakan,
kuakui aku takut dan tak berarti
jika tanpa senyum dan gelak tawamu.
Setiap saat angan-angan tentang dirimu ada di mataku
Ingatan tentang dirimu ada di kalbuku
tempat penantianmu ada di jiwaku
tapi sekarang dimanakah engkau?
mengapa kau pergi begitu cepatnya?
raihlah kasih cita-citamu!!!
mata menganggap hati menimbulkan derita
hatilah yang telah memaksakan sesak di dada
namun tubuh menjadi saksi atas kemelut di hati
bencana hati memang berasal dari mata
andaikata tidak karena mata tak kan ada derita
hati tak akan terkapar menjadi korbannya
kulemparkan cacian kepada hati
karena kulihat badanku tak terurus
hati mengikuti apa yang di inginkan mata
dengan berkata “engkaulah sang dusta”
mata berkata kepada hati
“Justru engkaulah yang menjadi penunjuk”
Limpa berkata
“Hentikanlah perdebatan ini”
Kalian biarkan diriku sebagai korban
Kasih, begitulah diriku setelah kau pergi
Meskipun itu sementara tapi sangat sukar
Tapi ada rona kegembiraan bagi pembenci cinta
Tatkala cinta itu menghilang darinya
Keselamatan atas anggota tubuhnya
Tidak berjaga pada malam hari
Bebas dari kesepian dan penderitaan
Tapi itukah yang kau pinta hati dan mata?
Apakah kau meragukan kesempurnaan sang Khaliq?
Yang telah meganugerahkan cinta
ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni
ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya
merah membara dan kadang-kadang lembayung
kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku
sekarang rindu itu semakain kuat
permulaan cinta indah menawan di hati
akhirnya kematian laksana permainan
ia bermula dari pandangan dan canda
menyala di hati laksana bara api
seperti api yang bermula dari percikan minyak
Pagi yang indah
Mentari pagi menghangatkan bumi
Roda kehidupan berputar
Arahkan langkah menuju yang pasti
Mencintai adalah mengagumi dengan hati
Mengagumi adalah mencintai dengan pikiran
Jangan pernah mencintai aku dengan kesempurnaan
Karena aku tidaklah sempurna
Tapi jadikanlah aku sempurna di hatimu
Dengan cinta yang kau berikan padaku
Tetaplah menjadi bintang dihatiku
Agar cintaku tetap abadi untukmu
Andai ada pada diriku kerikil yang di belah
Ada angin yang tidak bisa didengar hembusannya
Andaikan aku bisa memohon kepada Allah
Setiap kali mengingat dirimu tanpa dosa
aku hanya ingin kamu mengerti
setiap hembusan kalimat yang terucap
berawal dari teriakan hatiku
hingga menuntun jemariku
untuk menulis kata-kata
yang mungkin berarti buatmu,
Aku ingin kamu tau,
Aku ingin mencintaimu seperti
Kau mencintaiku dan cinta yang tiada melebihi
Cinta pada Pemilik semua ini
Yaitu cinta pada Allah Azjawajallah..
By : RAHMAD KURNIAWAN
Belum ada tanggapan untuk "Syair-syair Sendu RAHMAD KURNIAWAN Part 2"
Post a Comment